HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

KELUAR DARI TOXIC RELATIONSHIP

 

CURHAT: Saya wanita single usia 26 tahun. Saat ini bekerja sebagai staf HRD di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti.

Sudah hampir 2 tahun ini saya menjalin hubungan dengan seorang pria. Kami bertemu saat dia menjadi marketing manager di perusahaan kami. Tapi kemudian dia keluar dan membuat perusahaan agen properti sendiri.

Selama ini hubungan kami naik turun. Kadang kami bisa dekat, damai dan saling mensupport. Tapi ada kalanya, dan ini makin sering akhir-akhir ini, kami bertengkar hebat dan membuat saya kadang nyaris putus asa.

Menurut saya pada dasarnya dia orang baik. Tapi tekanan pekerjaan yang membuat dia stres, kadang membuat dia jadi kasar dan memperlakukan saya dengan tidak baik. Antara lain, dia tega mengusir saya saat kami sedang makan bersama di kafe, hanya karena saya kurang menyimak saat dia bicara.

Kalau sudah marah dia bisa seminggu tidak menghubungi saya. Kalau di WA atau ditelepon tidak dijawab. Padahal saya lihat di IG nya dia sedang nongkrong dengan teman-temannya. Saya sedih, sakit hati dan kadang merasa stres dengan sikap dia yang sangat tidak menghargai saya.

Pernah juga dia mengkhianati saya saat hubungan kami sedang baik-baik saja. Saya sedang mendapat tugas dari kantor untuk mengikuti konferensi di luar negeri. Tiba-tiba teman saya mengirim SC foto kekasih saya itu sedang makan malam romantis dengan seorang wanita yang tidak saya kenal.

Ketika saya tegur, dia malah menyalahkan saya. Dia menuduh saya mengekang dan terlalu cemburuan. Saya jelaskan bahwa saya tidak cemburu, tapi tidak nyaman dengan sikap dia mengajak wanita lain di saat saya sedang tidak ada di dekatnya.

Pertengkaran hebat terjadi. Yang membuat saya tertekan, dia mengirim email ke kantor saya, bahwa saya tidak layak menjadi staf HRD, karena sering gegabah dan kurang matang dalam berfikir.

Saya jadi malu sekali ketika atasan saya memanggil dan mempertanyakan mengapa urusan pribadi melibatkan kantor?

Setelah pertengkaran hebat itu, kami putus selama sekitar 2 bulan. Namun dia kembali merayu saya dengan meminta maaf. Saya luluh ketika dia mengatakan bahwa hanya saya yang bisa mensupport usahanya. Hanya saya orang yang bisa mengerti sifat dia dan sebagainya.

Karena saya juga masih sayang sama dia, saya pun menerima permintaan maafnya dan kami kembali berhubungan.

Namun ada teman saya sekantor yang memperingatkan saya untuk hati-hati, karena selama ini dia melihat hubungan kami tidak sehat. Teman saya itu melihat saya hanya dimanfaatkan oleh kekasih saya itu: antara lain untuk memperlancar bisnisnya. Selebihnya dia tidak pernah perhatian pada saya.

Dan lagi, selama ini dia tidak pernah berbicara akan dibawa kemana hubungan kami. Kalau saya agak singgung sedikit soal rencana masa depan, dia selalu mengelak.

Memang dia pernah bilang, belum berani menikah karena masih trauma dengan perceraian kedua orangtuanya. Orang tua kekasih saya bercerai saat dia kuliah semester awal. Karena merasa sudah besar, kekasih saya memilih tinggal sendiri di apartemennya ketimbang tinggal dengan ibu atau ayahnya.

Dan dia sudah terbiasa mencari uang untuk biaya hidup dan kuliahnya sendiri. Jadi memang dia cenderung egois dan meremehkan orang lain. Karena dia merasa selama ini dia tidak membutuhkan bantuan siapa pun untuk meraih apa yang dia mau.

Saat ini hubungan kami mulai berjarak, karena saya sedang berpikir untuk mengakhiri hubungan atau meneruskan. Dia masih terus berusaha menghubungi saya, tapi saya menanggapi dengan dingin.

Kadang saya merasa kasihan pada kekasih saya itu, dan merasa terpanggil untuk membantu mengubah sifatnya yang kurang baik itu.

Tapi di sisi lain saya juga merasa letih dengan hubungan yang tidak jelas ujungnya. Bagaimanapun usia saya terus bertambah dan saya ingin masa depan hubungan yang lebih jelas.

Apakah yang harus saya lakukan agar tidak gampang iba dan kembali menjalin hubungan dengan dia? Dan bagaimana cara menemukan pria yang tepat?

Mohon saran. Terimakasih banyak.

Salam saya.

Pipik R - Surabaya

SARAN: Dari masalah yang Anda sampaikan, tampaknya pengamantan teman Anda tidak salah. Anda terjebak dalam hubungan asmara yang tidak sehat atau toxic relationship.

Toxic relatioship cirinya berdampak buruk pada mental Anda. Terbukti Anda kadang merasa tertekan dan pernah merasa putus asa dengan hidup Anda.

Anda terjebak karena, maaf, tampaknya Anda tidak  memiliki pilihan. Anda merasa membutuhkan seseorang sebagai pendamping. Walaupun pendamping itu sebetulnya tidak membuat Anda nyaman dan bahagia, tapi Anda merasa perlu. Anda merasa memiliki hubungan dengan seseorang jauh lebih baik daripada menjomblo.

Pemikiran seperti itu yang membuat Anda membiarkan diri masuk dalam hubungan yang tidak sehat. Anda sudah tahu sekali sifat kekasih Anda yang kurang baik: kurang menghargai Anda, mempermalukan Anda di lingkungan kantor Anda dan terang-terangan mengkhianati Anda.

Lalu apa yang Anda harapkan dari hubungan tidak sehat ini?

Cobalah untuk mengambil cuti dan keluar dari rutinitas. Mungkin Anda bisa pergi berlibur di kota lain selama beberapa waktu. Jadilah diri sendiri dan pikirkan diri Anda sendiri. Anda harus menyadari bahwa Anda berhak diperlakukan dengan baik, penuh cinta dan kasih sayang. Anda berhak bahagia.

Dan semua keputusan tentang hidup Anda, tentang masa depan Anda ada di tangan Anda sendiri, bukan kekasih Anda atau siapa pun.

Mulai sayangi dan cintai diri sendiri. Lalu perjuangkan masa depan dan hubungan asmara Anda dengan pikiran jernih dan tenang.

Anda tidak perlu mengorbankan hidup Anda untuk membantu seseorang yang bertahan dengan sifat buruknya. Cukup Anda membantu sekadarnya, tapi tidak dengan mengorbankan kesehatan mental dan masa depan Anda.

Saran kami, pelan-pelan keluarlah dari hubungan tidak sehat ini. Buatlah rencana masa depan Anda dengan sungguh-sungguh. Jadikan hubungan dengan dia sebagai masa lalu Anda. Masa lalu yang kelam yang harus segera ditinggalkan.

Siaplah menjemput masa depan yang lebih cerah. Hubungan yang lebih nyaman dan menjamin kebahagiaan Anda. Bukalah hati Anda dan perluas jejaring hubungan dengan orang-orang yang Anda anggap berpotensi untuk masa depan yang baik.

Aktiflah di komunitas hobi yang benar-benar Anda minati. Atau Anda tertarik pada masalah sosial? Anda bisa bergabung di komunitas sosial. Jalani dan nikmati.

Semoga diantara aktivitas yang membuat Anda senang, Anda bertemu dengan pria yang tepat untuk menjadi teman hidup Anda.***

Foto ilustrasi: Pexels/Rodnae Production

#terjebaktoxicrelationship

#terjebakhubungantidaksehat

#hubunganasmara

#asmarataksehat

#toxicrelationship

#keluardarihubungantaksehat

#hubungantaksehat

#asmara

#bahagia

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *