HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Ngapain Setelah Resign?


Baru beberapa saat artikel Maju Mundur: Karier atau Keluarga, tayang di halaman ini, berbagai tanggapan bermunculan dari pembaca. Mayoritas datang dari ibu bekerja yang sedang dilanda kegalauan tingkat dewa: sudah lama sekali ingin resign, tapi tetap dalam posisi maju mundur.

Satu hal yang paling mereka masalahkan: ngapain setelah resign?  Bagaimana caranya tetap bisa dapat penghasilan tanpa harus bekerja di kantor 9 to 5? Harus mulai sejak kapan persiapannya? Mau bisnis, bisnis apa? Saya kayaknya nggak bakat dagang, deh. Ada gak sih pekerjaan yang tidak harus menawarkan sesuatu? Nah.

Siap-siap sebelum lompat
Untuk ‘melompat’ memang dibutuhkan persiapan mental dan keberanian khusus. Apalagi bila selama ini bekerja di sektor yang sangat Anda pahami. Dan tidak pernah ‘berselingkuh’ alias mengerjakan side job apa pun. Berpikir pun tidak. Soalnya, bagaimana mau cari side job wong mengerjakan perkerjaan utama saja masih kekurangan waktu, mungkin begitu dalih Anda.

Misalnya, selama ini Anda bekerja sebagai sekretaris direksi di sebuah perusahaan swasta. Belum pernah bekerja di tempat lain. Juga belum pernah mencoba bisnis apa pun. Wajar saja bila maju mundur untuk resign, meski sudah merasa amat sangat jenuh dan sudah merasa stres setiap kali mau berangkat kerja.

Melakukan persiapan yang matang sebelum resign hukumnya wajib. Jadi bukan sudah resign baru sibuk mencari aktivitas, terutama yang produktif. Saran para ahli, sebaiknya tidak ikut-ikut dalam mengambil keputusan apa pun. Terdorong resign karena sahabat baik di kantor sudah lebih dahulu mengundurkan diri. Ikut menjadi investor di usaha tertentu karena lihat teman-teman yang resign pada tanam modal di sektor tersebut.

Buatlah keputusan sesuai kemauan diri sendiri dan harus siap lahir dan bathin. Bukan berdasarkan emosi sesaat. Persiapkan pengunduran diri setidaknya satu tahun atau enam bulan sebelumnya. Usahakan tidak memproklamirkan dulu rencana Anda ini kepada siapa pun. Di perusahaan-perusahaan tertentu memang mewajibkan karyawannya, terutama tingkat manager, untuk mengajukan surat pengunduran diri tiga bulan sebelumnya. Tapi, ada juga yang mensyaratkan hanya satu bulan sebelumnya. 

Di saat persiapan resign ini, fokuskan diri Anda mau ngapain sesudahnya. Mau bekerja paruh waktu? Mau bisnis dari rumah? Mau buka toko atau mau mengajar tiga atau dua kali seminggu? Mulailah cari tahu hal apa yang paling Anda minati namun belum sempat Anda eksplor selama ini. Banyaklah berselancar di internet untuk mencari ide. Isi weekend dengan ngobrol dengan teman-teman yang sudah lebih dahulu punya bisnis. Mencoba berbagai bisnis kuliner yang bisa dimulai dengan modal dan pengalaman terbatas. Yang tertarik bisnis kuliner, mungkin bisa ikut kelas kursus memasak makanan yang laku dijual. Ikut kursus cara mengelola bisnis online juga perlu.

Dengan melakukan persiapan sedikit demi sedikit, rasa percaya diri untuk ‘melompat’ otomatis juga akan terbangun dengan sendirinya. Kecemasan Anda pelan-pelan akan luluh, berganti dengan antusiasme untuk segera mewujudkan rencana yang sedang disusun.

Bila Anda sungguh-sungguh menyiapkan target untuk resign, maka rasa jenuh bekerja juga akan pudar. Anda akan lebih nikmat berkerja, karena Anda sadar penuh sedang dalam proses untuk meninggalkan semuanya. Makin dekat dengan hari H, makin semangat Anda bekerja. Dengan kondisi ini, diharapkan Anda bisa meninggalkan tempat kerja lama dengan kesan yang positif. Dan itu akan sangat melegakan bagi Anda pribadi maupun perusahaan.

Beberapa alternatif aktivitas  
Mau dong contoh kerjaan yang nyata, bukan sekadar saran mengambang, demikian permintaan seorang pembaca. Maksudnya, mungkin kegiatan yang sangat mungkin untuk dilakoni, bukan sebagai wacana semata.
  
Berikut beberapa contoh kegiatan yang bisa dicoba dan sebaiknya mulai dirintis sekitar satu tahun atau enam bulan sebelum surat pengunduran diri Anda layangkan ke atasan.

Yang perlu diingat, tidak ada satu pun pekerjaan baru yang langsung bisa jalan mulus. Tentu akan ada guncangan atau kerikil yang menghadang. Dengan mulai di saat Anda masih bekerja, saat masih mendapatkan penghasilan tetap secara penuh, Anda bisa mengalami gonjang ganjing di kegiatan baru lebih awal. Dan menerima pemasukan yang mungkin masih pas pasan, hanya cukup untuk beli bensin atau pulsa. Namun dengan berjalannya waktu, kemungkinan pemasukan bisa lebih berkembang.

Karena, diharapkan, setelah benar-benar berhenti bekerja, Anda sudah bisa mengatasi permasalahan yang muncul dengan lebih matang. Juga, masih ada kesempatan bila (terpaksa) harus mengubah atau mengganti aktivitas lain. Sehingga ketika hari H sudah tiba, Anda tinggal masuk jalur cepat.  

Mengajar privat
Anda mahir main piano atau menguasai dengan baik satu bahasa asing. Mungkin, Anda bisa berbagi ilmu kepada anak-anak di sekitar rumah Anda? Mulailah dengan memberi harga perkenalan, setelah Anda lebih mahir mengajar, bisa mulai tetapkan tarif yang wajar.

Antar jemput anak sekolah
Sambil antar jemput anak sendiri, mengapa tidak menawarkan jasa antar jemput anak di komplek rumah Anda, yang mungkin sekolahnya sama dengan anak anda atau setidaknya satu jalur.

Broker property
Kegiatan ini bisa Anda lakukan di akhir pekan. Mulai dengan  mendata rumah, ruko atau tanah yang akan dijual di sekitar tempat tinggal Anda. Lalu putuskan Anda mau bergabung dengan suatu agent property atau mau jalan sendiri dulu.

Bergabung dengan agent property profesional maka fee sebagai broker harus dibagi dengan mereka, kalau berjalan sendiri tentu total fee milik Anda. Namun di agent property Anda bisa belajar banyak soal pembuatan surat-surat perjanjian, bagaimana memilih notaris dan sebagainya.

Menjadi fotografer atau penulis lepas
Saat ini banyak sekali media online dan mereka membutuhkan banyak pasokan tulisan maupun foto. Bila selama ini Anda aktif menulis dan upload di medsos, mungkin sekarang mulai arahkan untuk dikirim ke media online. Pilih media yang Anda kenal baik dan hubungi mereka. Mungkin awalnya masih berupa tulisan atau foto-foto sederhana. Bila Anda aktif tentu permintaan akan berkembang. Dan, kegiatan ini bisa Anda mulai sejak sekarang. 

Membuat buku resep atau video memasak
Senang mengumpulkan resep, punya koleksi resep masakan yang selama ini hanya jadi pajangan? Mungkin, ini saatnya Anda memetik hasil dari ketekunan Anda selama ini. Anda bisa mempratekkan resep yang sesuai minat Anda, lalu foto hasil masakan tersebut dengan penataan yang cantik. Tawarkan kepada penerbit. Atau, Anda bisa menerbitkan sendiri buku tersebut dan jual secara online.
Bisa juga step by step saat Anda memasak divideokan dan diunggah ke Youtube. Makin menarik video Anda, makin banyak yang melihat, makin besar kemungkinan Anda mendapat pemasukan. Hobi masak tersalurkan, bisa berbagi ilmu ke banyak orang dan bonusnya dapat pemasukan.


Membuat video barang unik
Anda senang membuat aksesori, merajut atau ketrampilan yang menghasilkan produk lucu dan unik? Saatnya Anda membuat video yang bisa di up load di Youtube. Awalnya mungkin Anda menonton beberapa video yang sudah ada, setelah itu Anda bisa menciptakan gaya sendiri. Ada baiknya Anda bekerja sama dengan pasangan atau keluarga yang bisa menjadi sutradara atau cameraman, sehingga video lebih bagus hasilnya.

Menjadi EO Pesta Anak
Pernah menghadiri pesta anak kan? Kalau Anda merasa bisa membuat acara lebih keren dari yang pernah Anda hadiri, berarti Anda punya ‘bakat’ untuk menjadi EO pesta anak. Rancang acara, koodinir pengisi acara plus siapkan goodie bag yang unik dan keren. Tawarkan di antara teman-teman anak dahulu lewat  grup WA atau IG yang Anda punya.

Membeli waralaba jasa pengiriman
Saat ini belanja online sudah sangat mewabah. Satu hal yang menjadi penunjang bisnis online adalah jasa pengiriman. Bila Anda ingin berbisnis tapi merasa tak mampu jadi pemasaran, mungkin usaha ini cocok. Anda bisa membeli waralaba jasa pengiriman barang dan dokumen yang sudah mapan. Syaratnya tidak ribet dan tidak harus Anda yang melakukan bisnisnya. Calon karyawan akan dibimbing oleh pihak pemilik waralaba dan Anda tinggal mengawasinya. Bisa juga Anda mengajak teman untuk mengelola bersama sebelum merekrut karyawan tetap.
 
Beberapa peluang di atas diharapkan membuat Anda lebih mantap mengambil keputusan. Makin siap Anda mengundurkan diri, makin riang Anda melenggang saat memasukkan surat pengunduran diri ke ruang HRD atau Direksi.

MH
Foto: Pixabay

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *