HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

PACAR KALAU MARAH SUKA MENGUMPAT & MENGUTUK

CURHAT: Saya wanita lajang usia 23 tahun. Sudah hampir satu tahun ini menjalin hubungan dengan seorang pria.

Tadinya kami satu kantor, namun sudah 3 bulan terakhir dia membangun bisnis sendiri.
 

Saya tertarik dengan dia karena melihat semangatnya yang selalu ingin maju. Sementara teman-teman seusianya masih tenang-tenang bekerja di kantor orang lain, dia sudah berani membangung usaha sendiri.
 

Selama menjalin hubungan kami berusaha saling terbuka dan saling mendukung karier masing-masing.

Sejauh ini hubungan kami baik-baik saja dan sudah berencana untuk lebih serius ke jenjang pernikahan.
 

Namun ada hal yang mengganjal di hati saya. Dia kalau emosi atau marah suka mengeluarkan kata-kata kasar dan suka mengutuk. Meski sampai hari ini belum pernah marah kepada saya, tapi kepada orang lain.
 

Contohnya ketika dia sedang menyetir lalu ada orang menyalip, dia spontan mengatai-ngatai orang itu. Kadang sambil membuka jendela mobil dan mengumpat dengan kasarnya.

Saya kaget sekali waktu pertama kali dengar. Spontan saya bilang: sabarrr, sambil saya pegang tangannya. Tapi dia malah menepiskan tangan saya dan terus mengumpat.
 

Dilain kesempatan, saat kami sedang bersama, dia dapat telepon dari kliennya.  Ternyata kliennya itu  membatalkan pesanannya padahal sudah 50% dikerjakan. Pacar saya langsung naik darah, dia marah-marah dengan kata-kata kasar. Dan yang membuat saya syok, dia sampai mengutuk, “Gua sumpahin lo tujuh turunan menderita!!” Setelah itu dia tutup telepon dan dia blok nomor kliennya itu.
 

Kalau sudah emosi begitu, walau saya tidak ada kaitan dengan masalah dia, biasanya dia juga jadi ketus bicara dengan saya. Saya hanya bisa diam dan menahan sebal. Begitu tahu saya sebal, dia jadi berbaik-baik dan minta maaf karena sudah bicara kasar tadi.

Saya kadang suka mempertimbangkan lagi hubungan kami. Saya takut kalau dia marah kepada saya juga akan bersikap seperti itu. Sementara saya tidak kuat kalau sampai dibentak atau dikasari. Kebayang kalau kami sudah menikah, dia akan bersikap seperti itu kepada saya, keluarga saya, anak juga tetangga.
Saya jadi pusing membayangkan suasana kehidupan keluarga kami nantinya.

Namun yang membuat saya bertahan, dia hanya kasar kalau sedang emosi, diluar itu dia baik dan penuh tanggung jawab. Penuh perhatian kepada saya juga kepada keluar saya. Selalu membantu kalau saya atau keluarga saya perlu bantuan.
 

Bersama ini saya mohon saran, apakah saya sebaiknya memutuskan hubungan saja? Atau, ada cara yang bisa membuat dia tidak gampang tersulut emosi dan tidak kasar kalau sedang emosi?
 

Mungkinkah pernikahan membuat dia bisa lebih sabar karena sudah lebih banyak tanggung jawab?
 

Ditunggu sekali sarannya. Terimakasih banyak.

Amy – Bekasi

 

SARAN: Memang sangat menjengkelkan menghadapi orang yang gampang marah. Apalagi untuk hal-hal kecil seperti disalip orang saat di jalan. Spontan mengumpat dan mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan.
Setelah itu dia seperti tidak merasa bersalah dan kembali bersikap baik.

Jadi dia hanya tersulut emosinya dan reflek mengeluarkan cacian, lalu reda.
 

Sikap Anda menghadapi kekasih yang gampang tersulut emosi sudah tepat. Anda tidak menanggapi dan berusaha diam. Karena kalau saja Anda mencoba menenangkan dia saat sedang emosi tinggi, mungkin Anda yang akan menjadi sasaran selanjutnya.

Marah memang perasaan yang umum dan bisa dirasakan oleh setiap orang. Namun memang ada orang yang gampang marah, ada juga yang bisa menahan amarah.
 

Untuk bisa hidup dengan orang yang gampang tersulut emosi memang harus kuat mental. Dan Anda sudah membayangkan bagaimana repotnya nanti bila sudah berumah tangga, harus selalu menghadapi dia yang tiba-tiba marah. Hubungan dengan keluarga, tetangga juga Anda sendiri, mungkin bisa hancur hanya karena dia tidak bisa mengendalikan emosinya.

Bisa dimengerti Anda jadi ragu untuk meneruskan hubungan, karena pertimbangan di atas. Namun yang bisa Anda pertimbangkan juga: tidak ada manusia yang sempurna.
Seperti Anda sebutkan, bahwa diluar sifatnya yang emosian itu, kekasih Anda sangat bertanggung jawab dan selalu siap membantu. Sikap ini sangat positif.

Saran kami, usahakan untuk mencari tahu kenapa dia gampang emosi. Bisa jadi tekanan dari pekerjaan atau usahanya yang sedang dia rintis, yang membuat dia stress. Sehingga begitu ada penyulut sedikit saja, dia langsung meledak.
Mungkin saja kalau kondisi pekerjaannya sudah stabil, maka emosinya pun bisa lebih stabil.
 

Namun kebiasaannya mengeluarkan kata-kata kasar dan mengutuk saat emosi adalah hal yang sangat mengkhawatirkan.   
Sifat ini sulit untuk diubah. Karena dia akan keluar spontan tanpa dia sadari. Merasa lega kalau sudah mengeluarkan kata-kata itu. Mungkin baru menyesal kalau sudah terjadi.  Sementara orang yang dia maki-maki dan kutuk  belum tentu bisa menerima. Telanjur sudah luka hatinya.

Bila Anda ingin meneruskan hubungan dengan dia, memang harus ada upaya khusus untuk bisa menghilagkan atau setidaknya mengurangi kebiasaan buruknya itu. 

Kalau Anda  sudah cukup dekat dengan keluarganya, misalnya adik atau kakaknya, Anda bisa tanyakan kira-kira kebiasaan di itu sudah sejak kapan?
Kalau ternyata dulu dia tidak demikian, bisa jadi hanya karena tekanan dari masalah-masalah yang dia hadapi. Dan kemungkinan besar kebiasaan ini masih bisa diterapi.

Saat dia sedang santai dan tenang, coba sampaikan kekhawatiran Anda. Sampaikan bahwa bisnis yang sedang dia bangun punya prospek yang cemerlang, tapi sangat sayang kalau jadi hancur hanya karena dia gampang emosi.
 

Kalau memang dia memiliki keinginan untuk mengubah diri, tentu dia akan menerima saran Anda itu. Mungkin bisa disarankan untuk menjalani terapi dengan mengunjungi tenaga ahli.
Namun bila dia malah menjadi marah kepada Anda, berarti dia memang sulit atau mungkin tidak akan pernah berubah.

Sekarang pertanyaannya: apakah Anda siap untuk hidup dengan seseorang yang gampang emosi? Seseorang yang penuh semangat membangun usaha namun  dengan mudah pula menghancurkan semua yang dia bangun, hanya karena kata-katanya?  
 

Pertimbangkan semua dengan tenang. Yang harus Anda pertimbangkan masak-masak adalah: tidak mungkin Anda bisa mengubah sifat seseorang kalau dia sendiri tidak ingin mengubahnya.

Bila Anda berharap pernikahan akan mengubah sifat seseorang dari yang emosian menjadi penyabar. Itu sebuah harapan yang sangat riskan.

Yang bisa mengubah sifat seseorang hanya dirinya sendiri.

Dan untuk mengubah kebiasaan buruk perlu keinginan, tekat dan usaha yang kuat serta konsisten.
 

Dengan jawaban kami ini, semoga Anda bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan.  Tetap semangat!

Ilustrasi foto: Pexels


CURHAT:email majalahwanita8@gmail.com
#pacargampangemosi
#pacarbicarakasar
#gampangemosi
#emosi
#pacar

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *