HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

SAHABAT SUKA CURHAT DI MEDSOS

 

CURHAT: Terus terang ini curhat pertama saya di media online. Masalahnya juga sebetulnya bukan masalah saya pribadi, tapi entah mengapa setelah saya membaca beberapa Curhat di media ini, saya jadi ingin minta pendapat.

Saya mahasiswi di sebuah perguruan tinggi negeri di Jakarta. Sejak SMA saya punya seorang sahabat yang sudah saya anggap seperti saudara sendiri. Dia sering datang dan menginap di rumah saya, begitu juga sebaliknya.

Namun dia terbilang kurang beruntung dalam masalah keluarga. Ayah ibunya bercerai ketika dia masih duduk di SD. Dan sekarang ayah ibunya sudah memiliki keluarga masing-masing di daerah. Sahabat saya itu tinggal dengan kakek dan neneknya di Jakarta. Hanya sesekali saja dia berkunjung ke rumah ibu ataupun ayahnya.

Sahabat saya ini terbilang anak yang introvert. Dia tidak suka membicarakan masalahnya kepada orang yang tidak terlalu dia kenal. Dengan saya pun dia tidak terlalu terbuka. Kalau tidak ditanya: kamu ada masalah apa? Dia akan diam saja.

Jadi harus dipancing dulu baru dia mau cerita. Dan kalau sudah cerita bisa sampai nangis-nangis. Dia berulang kali bilang merasa tidak diinginkan oleh siapa pun. Saya selalu berusaha membesarkan hatinya, bahwa dia dilahirkan sebagai anak yang kuat dan mandiri.

Beberapa bulan ini saya tidak terlalu intens berkomunikasi dengan sahabat saya itu, karena saya sedang sibuk menyusun skripsi sambil  magang di perusahaan. Kalau sedang senggang saya baru WA sahabat saya itu, dan jawabnya suka lama dan   jawabannya standar aja.

Suatu hari saya dapat WA dari teman SMA, dia bilang: Lihat deh statusnya si A, dia curhat sedih banget.

Saya yang selama ini tidak pernah membuat status apalagi melihat status orang, jadi terpaksa melihat status sahabat saya itu. Ya ampun, ternyata dia mengungkap semua apa yang sedang dia alami.

Dia bilang: begini rasanya hidup tidak diharapkan oleh siapa pun. Untuk apa hidup kalau hanya dianggap sebagai benalu. Mungkin kalau saya tidak ada banyak orang yang merasa lega....

Saya seketika WA dia dan tanya: ada apa dengan kamu? Dia buka WA saya tapi tidak dia jawab.

Besoknya, saya iseng membaca status dia di WA ternyata juga berisi curhatan yang kali ini lebih kepada masalah hubungannya dengan mantan kekasihnya.

Saya cek FB nya, ternyata juga statusnya berupa curhatan. Dan beragam tanggapan dari teman-temannya di komentar FB.

Terus terang saya jadi bingung, dia yang selama ini tertutup kok tiba-tiba jadi  terbuka seperti itu. Membiarkan orang tahu semua masalahnya.

Saya ingin mengingatkan dia, karena kesannya jadi cari perhatian. Curhat kok di medsos? Beberapa teman sering WA saya, hanya untuk bilang: Tuh sobat elo curhat melulu. Bantuin kek...

Jadi, saya pun akhirnya curhat di sini untuk minta saran, apa yang sebaiknya saya lakukan untuk membantu sahabat saya itu? Apakah saya jadi mencampuri urusannya kalau mencoba mengingatkan dia untuk jangan keseringan curhat di medsos begitu?

Saya tunggu sekali sarannya. Terimakasih banyak.

Ira Diana – Jakarta Selatan

SARAN: Terimakasih banyak Anda sudah mempercayai kami untuk membantu mengatasi masalah yang Anda hadapi.

Terus terang kami salut pada sikap Anda. Memiliki sahabat dekat tapi tetap menjaga privasi dia. Tidak berusaha mengusik dia kalau dia sendiri  tidak menceritakan masalahnya.

Bisa dimengerti Anda merasa terusik dengan sikap sahabat yang tiba-tiba berubah. Dari yang tertutup menjadi sangat terbuka; mengumbar masalah pribadinya di media sosial.

Mungkin sebelumnya dia tidak merasa perlu curhat pada siapa pun, kecuali kepada orang yang siap mendengarkan curhatan dia, seperti Anda sahabatnya. Dan ketika dia curhat kepada Anda, seperti air bah yang tumpah. Semua ia keluarkan sampai menangis-nangis, karena mungkin sudah terlalu penuh dadanya dengan beragam tekanan batin.

Ketika Anda sibuk, dia jadi segan untuk menghubungi Anda sekadar untuk curhat. Dia pun kehilangan tempat untuk mengeluarkan uneg-unegnya.  Bisa jadi kemudian dia sudah tidak tahan lagi dan menulis di medsosnya.

Mungkin dia coba curhaat di medsos mungkin banyak yang menanggapi. Dia jadi merasa dapat perhatian. Yang awalnya coba-coba, ia jadi merasa nyaman, merasa ada tempat untuk curhat, mengeluarkan tekanan batin yang sudah tidak sanggup dia tahan.

Memang kalau sesekali curhat di medsos  tidak masalah. Orang akan bersimpati dan berusaha untuk memberikan solusi. Tapi kalau sudah keseringan, orang juga merasa kurang nyaman. Sudah dianggap lebay, cengeng dan cari perhatian.

Saran kami, coba luangkan waktu untuk bertemu langsung dengan sahabat Anda tersebut. Jadi jangan hanya WA atau telepon. Ajak dia untuk ketemuan sambil ngopi di kafe yang nyaman. Bilang saja: saya baru dapat cuan nih, pengen nraktir kamu.

Semoga dengan ajakan manis itu dia mau menanggapi dan mau ketemu dengan Anda. Nah saat ketemu itu, jangan langsung singgung soal curhatnya di medsos. Anggap aja tidak ada apa-apa.

Setelah ngobrol seru baru pancing:  nggak apa-apa tuh kamu curhat di medsos? Jejak digital susah lho menghapusnya.

Sarankan saja untuk menulis curhatan di kanal yang menyediakan kisah-kisah hidup. Atau sarankan membuat blog pribadi yang  dishare hanya untuk teman-teman dekat.

Mungkin dengan cara itu dia merasa lega karena bisa mengeluarkan uneg-unegnya, sekaligus juga dia jadi produktif. Mungkin suatu saat kumpulan curhatnya bisa jadi ide tulisan yang lebih profesional, seperti cerpen, novel ataupun skenario sinetron.

Semoga saran ini bisa membantu Anda untuk membantu sahabat tercinta. Tetap semangat!***

Foto: Pexels

#temanhobicurhat

#hobicurhatdimedsos

#curhatdimedsos

#curhat

#medsos

 

CURHAT:majalahwanita8@gmail.com

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *