HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

CALON SUAMI SUPER BAIK TAPI TIDAK INGIN PUNYA ANAK

 

CURHAT: Saya wanita lajang usia 25 tahun. Sudah satu tahun saya berpacaran dengan seorang pria kewarganegaraan asing.

Kami bertemu di tempat saya bekerja, di sebuah hotel saat dia menjadi tamu di hotel tersebut. Saat ini kami menjalin hubungan jarak jauh (LDR). Saya tinggal dan bekerja di Bali, sedang dia bekerja dan tinggal di Jakarta. Tapi komunikasi kami sangat intensif. Dan dia sering mengunjungi saya saat dia sedang libur.

Hubungan kami sudah disetujui oleh kedua keluarga. Dia sudah beberapa kali bertemu dengan keluarga saya, yang tinggal di Surabaya. Sikapnya sangat baik kepada keluarga saya, yang membuat keluarga saya cepat memberi restu pada hubungan kami.

Walau belum pernah bertemu dengan keluarganya, yang kebetulan tinggal di salah satu negara di Eropa, saya sudah beberapa kali ngobrol melalui VC dengan kedua orang tuanya. Mereka sangat baik dan ramah kepada saya.

Enam bulan yang lalu dia melamar saya dengan memberikan cincin tanda ikatan. Namun memang belum secara resmi dengan datang kepada orangtua saya. Dia bilang hanya ingin menyatakan bahwa hubungan kami serius dulu, resminya nanti menyusul.

Selama menjalin hubungan, saya merasakan perhatian dan kasih sayangnya yang tulus. Saat saya sakit, dia khusus terbang dari Jakarta untuk menengok dan merawat saya. Dia juga rajin mengirim hadiah saat orang tua dan kakak dan adik saya berulang tahun. Pendeknya orangnya sangat baik dan penuh perhatian.

Namun ada ganjalan yang membuat saya agak ragu untuk meneruskan hubungan ke jenjang pernikahan. Dia pernah mengatakan bahwa dia tidak ingin punya anak. Alasannya, dia ingin menikmati hidup berdua saja dengan saya tidak ingin direpotkan dengan adanya anak. Dan kalau ada apa-apa dengan hubungan kami, misalnya bercerai, dia tidak ingin membuat anak kami menderita.

Awalnya saya tidak terlalu memikirkan omogannya itu, tapi ketika saya melihat kebahagiaan teman-teman yang hamil, melahirkan dan menyusui serta mengantar anaknya ke sekolah, saya merasa sedih. Saya tidak akan merasakan hal itu kalau saya menikah dengan tunangan saya ini.

Padahal  setelah menjalin hubungan dengan beberapa orang pria, dialah pria  terbaik. Perhatian dan kasih sayangnya tidak hanya kepada saya, tapi juga kepada keluarga saya. 

Sikapnya itu kadang sangat mengharukan. Sebelumnya, kekasih-kekasih saya hanya fokus kepada saya, tidak terlalu peduli dengan keluarga saya.

Saya ingin meneruskan hubungan, tapi saya juga takut kalau dia sungguh-sungguh dengan prinsipnya itu. Padahal saya sendiri ingin sekali punya anak dan cucu. Kebahagian saya adalah berada di tengah keluarga yang ramai dan hangat.

Kira-kira apa yang harus saya lakukan? Mungkinkah dia akan berubah sikap setelah menikah?

Mohon saran, terimakasih banyak.

Laksmi -  Ubud

SARAN:Kami sangat hargai upaya Anda, mencoba mencari saran sebelum mengambil keputusan. Apalagi keputusan ini adalah hal yang sangat penting dalam hidup Anda.

Memilih jodoh atau teman hidup memang bukan hal mudah. Ada yang menganggap seseorang dengan kepribadian yang baik; menghargai, perhatian dan penuh kasih sayang, pasti akan membuat hidup akan bahagia bersama dia.

Memang dasar kepribadian yang baik adalah syarat utama kita dalam memilih pasangan hidup. Karena kalau bisa, menikah adalah keputusan seumur hidup. Jadi memang harus penuh pertimbangan dan kesadaran saat membuat keputusan. Jangan sekadar berdasar romantisisme: sayang & cinta.

Namun ada hal yang sangat penting, dan kadang dilupakan saat seseorang sedang dilanda asmara, yakni: visi hidup calon pasangan. Visi hidup adalah impian, cita-cita, pikiran atau nilai kehidupan yang dianut seseorang.

Nah, berkait dengan calon suami Anda, dia memiliki kepribadian yang baik, hangat dan penuh perhatian. Namun, dia memiliki visi hidup yang diluar kebiasaan pada umumnya.

Dia ingin memiliki pasangan hidup, tapi menolak untuk memiliki keturunan, dengan alasan yang bagi sebagian orang mungkin tidak masuk akal. Tapi  sebetulya sudah demikian kuat melekat dalam dirinya.  

Jadi, kalau mau melihat persoalan dengan lapang hati dan pikiran tenang, dia tidak cocok untuk menjadi pasangan hidup Anda. Mungkin Anda membantah: tapi kan dia sayang dan perhatian kepada saya!

Ya betul. Kalau saja visi hidup Anda sama dengan dia, maka Anda dan dia adalah pasangan ideal. Anda dan dia akan berjalan dengan langkah yang seirama. 

Tapi sudah Anda jelaskan, bahwa Anda malah sangat berencana memiliki anak dan sudah membayangkan betapa bahagianya memiliki anak dan kemudian memiliki cucu.

Jelas-jelas visi hidup Anda sangat berbeda dengan tunangan Anda itu.

Anda bertanya, apakah kira-kira dia akan berubah setelah menikah nanti? Jawabannya bisa ya bisa juga tidak.

Tapi kalau Anda berusaha mengabaikan visinya, dengan harapan dia akan berubah, Anda harus siap untuk kecewa. Bukan tidak mungkin kalau Anda tetap berharap dan dia juga tetap dengan pemikirannya itu,  maka itulah yang menjadi sumber utama pertengkaran dan bukan tidak mungkin menjadi pemicu perpisahan. Padahal semua itu sudah Anda ketahui sejak awal.

Saran kami, usahakan untuk dibicarakan dulu visi hidup Anda berdua dengan seterbuka mungkin, sebelum  melangkah lebih jauh. Bukan tidak mungkin setelah ia mendengar penjelasan visi hidup Anda, dengan memberikan contoh-rontoh real di sekeliling Anda, dia akan berubah pemikirannya.

Namun bila ia tetap bersikukuh dengan pemikirannya dan malah berusaha untuk mengubah pemikiran Anda. Karena umumnya, orang dari negara maju sudah memiliki pemikiran yang jauh kedepan. Mereka tidak sekadar asal ucap tentang rencana kehidupannya, tapi sudah melalui pengamatan, pemikiran dan pertimbangan yang matang.

Nah, sekarang keputusan ada di tangan Anda. Apakah Anda siap? Kalau tidak siap, lebih baik mundur. Mungkin dia bukan jodoh Anda. Dia mungkin lebih baik sebagai teman atau sahabat ketimbang sebagai pasangan hidup.

Semoga dengan saran kami ini, Anda bisa mengambil keputusan yang lebih bijak. Apapun keputusan Anda tentu ada risikonya. Mereka yang sudah dewasa akan menerima apapun risiko dari keputusannya sendiri.Tetap semangat!***

Foto ilutrasi: Pexels

#calonsuamitakinginpunyaanak

#calonsuamibedavisi

#calonsuamibaik

#calonsuami

#anak

CURHAT ke email:majalahwanita8@gmail.com

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *