HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

INI DIA STRATEGI AGAR KOPERASI MEMIKAT GEN MILENIAL & GEN Z

Koperasi beberapa waktu lalu berkesan hanya ‘mainan’ orang tua yang belum tersentuh teknologi.

Berbeda dengan saat ini. Berkat kemampuan koperasi beradaptasi dengan perubahan jaman, yakni dengan melakukan digitalisasi, image-nya pun pelan-pelan mulai berubah.

Dengan transformasi itu diharapkan bukan hanya orangtua yang akrab dengan koperasi, generasi milenial dan generasi Z  juga ditargetkan lebih banyak yang melirik dan bergabung dengan koperasi.

Bagaimana upaya koperasi Indonesia mempertahankan eksistensi di usianya yang ke-74. Dan bagaimana bisa menjaga relevansi koperasi melalui teknologi? Serta cara agar koperasi bisa ekspansi lebih luas ke generasi milenial dan generasi Z?

Ini dia jawabnya!

Terbanyak di Dunia

Koperasi adalah sahabat masyarakat Indonesia sejak dahulu. Karena itu koperasi identik dengan gerakan ekonomi rakyat.

Usia koperasi di Indonesia hampir sama dengan kemerdekaan RI. Bila tahun ini RI merayakan HUT Kemerdekaan ke-76, maka koperasi tahun ini tepat berusia 74 tahun. 

Kita tentu ingat jaman dahulu, bagaimana kakek nenek, orangtua, para guru kita, pegawai negeri dan pedagang di pasar, sangat akrab dengan koperasi.

Dan hebatnya, kegiatan itu bisa bertahan hingga saat ini. Di setiap kantor instansi, sekolah, kampus, lingkungan hunian yang tertata baik, pasti ada koperasi yang terkelola dengan baik pula.

Mungkin karena koperasi adalah sebuah bentuk badan usaha yang melakukan kegiatan perekonomian bagi para anggotanya, dengan tujuan kesejahteraan bersama disamping keuntungan.

Menurut data Kemenkop RI, Indonesia mempunyai jumlah koperasi terbanyak di dunia. Jumlah koperasi di Indonesia mencapai 127.124 unit pada tahun 2020. Jumlah ini naik 3,31% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah koperasi terbanyak ternyata di Jawa Timur, yakni sebanyak 22.464 unit atau sekitar 17,6% dari total koperasi yang ada di Tanah Air.

Peran Penting Koperasi

Pandemi yang sudah berlangsung hampir dua tahun, sangat mengguncang perekonomian dunia juga Indonesia. Di Indonesia, banyak bidang usaha, baik UMKM hingga usaha berskala besar, yang terpaksa gulung tikar karena tidak mampu menahan gempuran pandemi.

Pada suatu kesempatan Ketua KSP Sahabat Mitra Sejati, Ceppy Y Mulyana, menyatakan, “Pemulihan ekonomi tetap harus dijalankan, salah satunya dengan mendorong pertumbuhan sektor UMKM dan koperasi.” .

Lebih lanjut Ceppy menjelaskan, UMKM dan koperasi memiliki kemampuan adaptasi dengan kondisi saat ini, terbukti UMKM dan koperasi tetap bisa menjalankan operasional dan meningkatkan kinerja, dengan mendukung perputaran roda perekonomian, terutama di daerah.

“Namun tentu saja kekuatan adaptasi itu perlu ditunjang dengan pendampingan dan pembiayaan yang berkesinambungan, sehingga sektor UMKM dan koperasi dapat berkontribusi secara maksimal,” tegas Ceppy.

Yang menggembirakan sejak pertengahan tahun lalu, mulai ada geliat yang positif dari anggota koperasi dan mitra UMKM, untuk kembali memacu operasional dan bidang usahanya.

Koperasi berperan aktif dalam hal ini, yakni dengan melakukan pendampingan dan pembiayaan kepada anggota dan mitra, sesuai dengan kebutuhan mereka. Agar bisa berjalan lancar kembali semua usaha yang sempat tersendat operasionalnya.

Catatan dari Kemenkop RI per tahun 2021, kontribusi koperasi terhadap PDB sebesar 5,2% dan ditargetkan bisa menjadi 5,5% di tahun 2024

Koperasi dan Teknologi Digital

Sesuatu yang membanggakan dari perkembangan koperasi adalah kini koperasi sudah bertransformasi menuju digital.

Menkop UKM Teten Masduki mengatakan, digitalisasi dalam tubuh koperasi akan membuat transparansi penyaluran dana hingga catatan keanggotaan dapat diakses dengan mudah dan aman.

Lebih lanjut Teten juga menjelaskan, pembiayaan di koperasi juga penting didigitalisasi, dengan mendorong manajerialnya agar bisa melakukan penyaluran dana bergulir dengan lebih mudah dan murah untuk UKM.

Salah satunya koperasi di Indonesia yang terus bertrasnformasi adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sahabat Mitra Sejati. KSP yang mulai kegiatan operasional sejak tahun 2009 ini memiliki 30.343 anggota yang tersebar di seluruh Tanah Air. Mayoritas anggota merupakan pelaku UMKM dengan beragam usaha, seperti usaha kuliner, ritel, kesehatan, pertanian hingga properti.

KSP Sahabat Mitra Sejati, dalam siaran pers menjelaskan, sepanjang Januari hingga Desember 2020 sudah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp. 2,9 triliun. Sedangkan total simpanan per Desember 2020 sejumlah Rp. 2,9 triliun. Dan total aset per Desember 2020 sebesar Rp 3,4 triliun.

Sebuah angka fantastis dalam masa pandemi yang membantu menggerakkan roda ekonomi masyarakat.

Tak hanya menyalurkan pinjaman dengan angka yang mencengangkan, KSP Sahabat Mitra Sejati juga  mengembangkan sayapnya dengan menyediakan layanan digital untuk produk simpanan online.

Jadi sekarang para pengguna teknologi tidak hanya bisa bermain di startup atau UMKM yang sudah akrab dengan teknologi, tapi kini mereka juga bisa akrab dengan koperasi.

Layanan digital di KSP Sahabat Mitra Sejati bernama Sobatku. Diluncurkan empat tahun lalu, tepatnya 12 Juli 2017, bertepatan dengan Hari Koperasi ke-70 di Makassar. Sobatku merupakan salah satu produk simpanan andalan KSP Sahabat Mitra Sejati yang berbasis online.

Bertujuan agar bisa menjangkau anggota lebih luas dan lebih banyak. Dan yang lebih penting lagi, agar para anggota bisa lebih mudah melakukan transaksi keuangan.

Sobatku adalah produk yang dibuat untuk menjawab perkembangan finacial technology (fintech). Dengan menonjolkan fitur nabung dan transaksi yang mudah, gratis dan praktis. Sobatku bertujuan memberikan fasilitas dan mengedukasi masyarakat mengenai tabungan online.

Hanya dengan mengantongi Sobatku, anggota bisa melakukan transaksi keuangan, khususnya menabung. Anggota dapat menabung dengan mudah melalui smartphone tanpa perlu keluar rumah.

Memikat Generasi Milenial & Generasi Z

Perkembangan koperasi di Indonesia di usianya yang ke-74 sangat membanggakan. Dan yang patut diapresiasi adalah kemampuan koperasi bertahan dan terus bertumbuh di masa pandemi.

Namun, dalam perjalannya yang berhasil melalui beragam hambatan, masih ada tantangan menarik untuk koperasi Indonesia. Yakni bagaimana agar kaum muda, generasi milenial dan generasi Z lebih banyak yang mau melirik koperasi?  

Generasi Z adalah mereka yang lahir antara 1997-2012, sedangkan generasi milenial kelahiran tahun 1981-1996.

Hasil sensus penduduk dari BPS (Badan Pusat Staatistik) tahun 2020 (SP 2020), jumlah penduduk Indonesia hingga September 2020 tercatat sebanyak 270,20 juta jiwa.

Dalam rilis BPS itu disebutkan bahwa komposisi penduduk di Indonesia didominasi oleh generasi Z dan generasi milenial. Generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94% dari total populasi. Sedangkan generasi milenial mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87% dari total penduduk Indonesia. 

Hal positifnya, kelas produktif usia milenial dan generasi Z akan mendorong percepatan Indonesia masuk ke revolusi industri 4.0.

Dua generasi ini sangat mudah beradaptasi dengan teknologi, bukan hanya sebagai konsumen tapi juga sebagai kreator. Ini bisa menjadi bukti masa depan ekonomi digital ada di Indonesia.

Dan ini juga adalah kesempatan emas bagi koperasi untuk mengembangkan sayapnya selebar-lebarnya dengan menembus dan menaklukkan generasi milenial dan generasi Z yang sangat potensial.

Hasil survei menunjukkan 8 dari 10 kaum milenial dan generasi Z memiliki pengetahuan dasar tentang koperasi. Ini adalah modal awal yang sangat menjanjikan.

Walaupun khususnya generasi Z, ketertarikannya pada koperasi masih sangat rendah. Hal itu sangat dipahami, karena memang mereka merasa lebih dekat pada dunia perbankan, sehingga cenderung memilih perbankan dibanding koperasi untuk kebutuhan keuangan maupun investasi. 

Namun dengan menjaga relevansi koperasi melalui teknologi, adalah salah satu cara untuk memahami ‘bahasa’ generasi milenial dan generasi Z. Bahasa generasi ini adalah bahasa teknologi, bahasa digital dan bahasa serba praktis.

Memahami bahasa mereka berarti sudah satu langkah maju ‘menaklukkan’ mereka. Bukan tidak mungkin dengan gencarnya koperasi bertransformasi digital, dalam waktu singkat koperasi menjadi pilihan generasi milenial dan generasi Z, dalam bertransaksi keuangan maupun berinvestasi.***MH

Foto ilustrasi: Unsplash

#koperasisimpanpinjam

#koperasidiindonesia

#digitalisasikoperasi

#peranaktifkoperasi

#koperasi

#generasimilenial

#generasiZ

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *