HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

CURHAT SAMA TEMAN KOK MALAH JADI BAHAN RUMPIAN

Curhat: 
Saya wanita karier, masih lajang usia 26 tahun. Saya punya sahabat juga geng mantan teman-teman kuliah. 

Suatu hari saya menghadapi masalah yang cukup pelik. Saya pun mencoba mencari solusi dengan curhat dengan salah seorang sahabat saya, dia satu kantor dengan saya.

Saya sudah wanti-wanti sebelum cerita bahwa tolong jangan diceritakan ke siapa pun. Karena ini masalah saya dan calon suami dan masih rahasia di antara kami berdua. Saya hanya minta pendapat dari dia, karena dia saya anggap sahabat dekat.

Alhamdulillah masalah saya dengan calon suami sudah bisa diselesaikan dengan baik. Saya sudah tidak pernah menceritakan apa pun lagi dengan sahabat saya itu.

Tapi suatu hari, saat saya dan geng lagi  ngobrol di VC tiba-tiba ada yang nyeletuk, “Eh gimana masalah elo sama laki lo? Udah beres kan?” Saya kaget. Rasanya saya belum pernah cerita apapun ke teman-teman di geng ini. Saya hanya cerita ke sahabat saya yang kebetulan bukan anggota di geng mantan teman kuliah ini.

Untuk menutupi kekagetan saya, saya bilang saja, “Udah nggak ada masalah.”  Dan satu teman saya jawab, “Syukurlah kalau begitu, soalnya kata H (dia sebut inisial sahabat saya itu) sempet ribet ya?” Ampun, rupanya sabahat saya itu yang cerita ke teman-teman saya ini. Padahal H itu bukan teman dekat dengan geng saya ini, hanya karena dia sahabat saya, jadi beberapa kali sempat saya ajan untuk ngopi bareng dengan geng saya.

Saya merasa maluuu sekali dan merasa dikhianati oleh sahabat sendiri. Ternyata curhatan saya itu jadi topik rumpian di antara mereka.

Pertanyaan saya, bagaimana cara kita curhat ke sahabat dan memastikan kalau dia bisa memegang rahasia? Dan apakah sahabat yang berkhianat itu sebaiknya dijauhi saja?

Mohon saran. Terimakasih banyak.

Lisa - Denpasar

Saran:

Saat kita sedang memiliki masalah, memang kita memerlukan seseorang untuk membantu mencarikan solusi. Setidaknya mendengarkan saat dada kita sedang terasa penuh. Namun, curhat memang harus hati-hati, apalagi kalau masalahnya sangat rahasia. Mungkin berkaitan dengan aib diri sendiri, pasangan kita atau siapa pun itu.

Sahabat harusnya seseorang yang bisa kita andalkan. Tapi, semestinya kita tahu kualitas sahabat kita itu. Apakah dia suka ember atau memang seseorang yang bisa dipercaya. Tampaknya, sahabat Anda itu bukan tipe orang yang bisa menyiman rahasia. Ia tidak kuat sendiri menyimpan beban masalah Anda. Jadi dia pun berbagi ke teman-teman Anda, yang mungkin dia kira sudah tahu juga masalah Anda. Meski Anda sudah pesan jangan cerita ke siapa pun. Dia juga mungkin  saat bercerita tentang masalah Anda, pesan ke teman-teman Anda untuk tidak cerita ke siapa pun.

Curhat yang paling aman adalah ke seorang profesional, misalnya konsultan perkawinan. Meski judulnya konsultan perkawinan, namun mereka juga memahami masalah pasangan yang belum menikah. Mereka memiliki metode atau saran profesional yang bisa disampaikan ke klien yang datang.

Namun, bila Anda tidak memiliki akses untuk menghubungi profesional, saat bercerita ke teman atau sahabat, usahakan tidak diceritakan masalahnya secara detail. Cukup garis besarnya saja. Karena pada dasarnya Anda hanya membutuhkan pendengar yang baik. Setelah bercerita dada yang sesak sudah terasa lega. Mungkin ada saran dari mereka yang bisa Anda ambil.

Dan perlu diingat, kalau Anda curhat ke teman atau sahabat, disaat masalah Anda sudah selesai dan Anda sudah  lupa pernah cerita, teman curhat Anda sangat  masih ingat. Misalnya, saat Anda sedang sebel sama kekasih Anda, dan Anda ceritakan semua kejelekannya. Nah, saat Anda sudah baikan sama si dia, boleh jadi teman Anda masih sebel dengan kekasih Anda. 

Jadi, memang harus berhati-hati kalau curhat. Kalau bisa tahan diri sedemikian rupa untuk tidak bercerita hal buruk tentang orang yang dekat dengan kita ke orang lain.

Pesan: jangan ceritain ke siapa-siapa, mungkin sudah tidak manjur. Lebih baik mungkin Anda pesan, “Saya tidak ingin masalah ini jadi besar dan menyebar, jadi kalau kalian sayang sama saya, cukup ceritanya sampai di geng ini saja.” Jadi, kalau ternyata menyebar, berarti teman Anda tidak sayang dong pada Anda. Dan itu artinya, dia tidak layak menjadi teman apalagi sahabat Anda.

Curhat lain lagi yang bisa Anda lakukan adalah, tulisakan semua masalah Anda di buku diary. Tumpahkan segala uneg-uneg sampai Anda merasa lega. Menulis adalah salah satu terapi untuk merilis tekanan batin manusia.Tapi, jangan dishare ke sosmed. Bukannya dapat solusi tapi malah dapat nyinyiran.***

Foto ilustrasi:Unsplash

Tag:

#curhatkesahabat

#curhatketeman

#curhatyangtepat

#curhat


*SILAKAN KIRIM CURHATAN ANDA KE: 

email:  majalahwanita8@gmail.com

Subject: CURHAT


Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *