HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Sam Diah, Mengawal Gojek Sejak dari Pangkalan


Gojek memang dahsyat. Dalam kurun waktu yang terbilang singkat, perkembangannya amat sangat pesat. Berdiri sejak tahun 2011 namun beralih dengan optimalisasi teknologi informasi dan internet baru pada tahun 2015.

Hampir seluruh Indonesia kini bisa menikmati layanan Gojek. Bahkan baru saja Gojek melebarkan sayapnya hingga ke Vietnam.

Bila awalnya Gojek menyewa sebuah kantor mungil, kini di Jakarta saja sudah ada 8 kantornya. Dan kantor pusatnya di Pasaraya  Blok M tak hanya mewah tapi juga memberi ruang dan fasilitas yang nyaman untuk semua karyawannya.

Meski terbilang singkat, bukan berarti pencapaian saat ini diperoleh secara mudah oleh Gojek. Sebelum sampai pada titik ini, ada perjuangan dan usaha keras di baliknya. 

Sam Diah yang kini menduduki jabatan sebagai VP of Dynamic Culture di Gojek, adalah salah satu yang ikut membangun Gojek sejak awal. Wanita ibu dari satu anak remaja ini, mengalami berkantor sempit   di Jakarta Selatan, juga ikut terjuan langsung merekrut para tukang ojek di pangkalan.

Berikut obrolan santai FF dengan Sam Diah di suatu sore di kantornya yang super luas dan nyaman.

Mayoritas masyarakat Indonesia merasa senang dengan adanya Gojek. Bagaimana perasaan  Anda sendiri sebagai orang Gojek?

Terus terang saya pribadi merasa bangga banget bisa menjadi salah satu bagian dari suatu yang sangat besar. Besar terutama dari segi dampak sosial. Ya karena kami ini pengaruhnya gak hanya pada mitra driver tapi juga pelanggan dan negara.

Maksudnya begini, kami bangga bisa menjadi bagian dari perubahan ini. Terutama kehidupan driver yang kami sebut sebagai mitra. Yang  tadinya, mungkin, sulit secara ekonomi, sekarang bisa lebih terbantu dengan adanya Gojek.

Suasana di kantor Gojek. Nyaman ya...
Kami bisa  membantu mengurangi angka  pengangguran, itu yang terpenting. Berpastisispasi dalam membantu negara. Dengan adanya Gojek semua driver jadi terdata. Misalnya, untuk menjadi driver mereka harus memiliki SIM, KTP, KK, BPKB. Yang awalnya  mungkin mereka tidak punya, jadi punya semua dokumen itu.

Juga dalam penggunaan HP atau smartphone. Dulunya gak banyak yang familiar menggunakan smartphone, tapi akhirnya sekarang bisa. Bahkan sekarang mereka bisa memiliki rekening bank. Itu salah satu pencapaian kami untuk membantu negara, bahwa banyak sekali orang-orang yang berhasil terdata.

Sedangkan dari sisi pelanggan, kami senang bisa membantu kehidupan  mereka menjadi lebih mudah. Tak hanya mengantar mereka ke tempat beraktivitas, juga mengantar dokumen, barang, membelikan makanan, membantu membersihkan rumah, dan lain sebagainya.Sehingga waktu costumer lebih efektif untuk menjalankan hal-hal lain.

Apa  yang bikin Gojek berkembang pesat dalam waktu relatif singkat?
Hal ini tidak lepas dari dukungan semua pihak. Dari diver-driver  juga dari pelanggan. Karena di sini ada kebutuhan dan kami  ini seperti solusi dari kebutuhan-kebutuhan tersebut. Solusi dari problem-problem yang  terutama ada di kota-kota besar. Jadi apa yang kami  kerjakan ini  untuk membantu pemerintah juga sih sebenarnya.

Suntuk? Silakan bermain game
Selain itu untuk para driver mitra kami, kami membantu mereka untuk dapat penghasilan tambahan. Kami jadi salah satu solusi bagi mereka yang kesulitan mencari pekerjaan tapi punya potensi untuk bekerja keras.

Pernah kebayang  Gojek  akan sebesar ini?
Waktu awalnya kebayang juga sih akan menjadi besar, tapi nggak nyangka secepat ini. Sekarang kami ada di 54 kota di Indonesia.  Di Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan dan Sulawesi sudah bisa menikmati Gojek.

Sekarang  kantor Gojek di Jakarta saja ada 8. Sebernarnya  awalnya di mana?
Kantor awal Gojek di jl. Kerinci di daerah Mayestik, Jakarta Selatan. Sebuah garasi kecil banget dengan karyawan 6 orang, rasanya sesak. Seringkali supaya bisa lebih fokus saya kerja di mobil...hehehe.

Bagaimana awal sistem rekrut driver Gojek?
Awalnya kami datang ke pangkalan-pangkalan ojek, termasuk saya ikut  juga mendatangi para tukang ojek. Kami datang menawarkan skema Gojek untuk bagi hasil. Jadi, kami serius menyusuri di semua pangkalan ojek yang kami lihat. Kami terus mencari sesuai kebutuhan customer. Tidak hanya di Jakarta Selatan, tapi juga ke daerah Jakarta lainnya. Sampai ke Depok, Tangerang, Bekasi dan Bogor.

Kami benar-benar manual masuk ke mereka, ngobrol bersama mereka dan menawarkan jika mereka ingin bergabung bersama Gojek. Awalnya ada juga yang menolak.

Apa usaha Gojek untuk terus bertahan dan berkembang?
Kami terus berusaha untuk melakukan inovasi, terus memperbaiki diri dan gak lupa dengan awal kami berdiri dan kenapa membuat Gojek. Terutama yang  harus terus kami ingat bahwa apa yang kami bikin ini bisa berpengaruh banyak untuk banyak orang. Dan dampak sosialnya akan terus terasa  untuk masyarakat di seluruh Indonesia.

Dalam posisi Anda sekarang  apakah Anda masih bersinggungan langsung dengan para driver?
Ya, divisi saya yang memperhatikan masalah dan kesejahteraan driver. Kami membuat program diskon-diskon. Hampir di semua kota ada program diskon di bengkel-bengkel yang kami ajak kerjasama, juga diskon di tempat pangkas rambut dan beberapa restoran.

Yang ingin bekerja tenang, bisa mojok di sini
Kami juga memikirkan fasilitas dan kemudahan untuk driver dan keluarganya, seperti KPR, tabungan Umroh, tabungan Haji.

Tidak hanya untuk para driver, kami juga membantu memberdayakan para istri driver dengan mengadakan kursus-kursus ketrampilan untuk istri dan keluarganya.

MH
Foto: MH


Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *