HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Fantastis! Pabrik Gula Terlantar Disulap Jadi Concert Hall Keren

Ariel dan groupnya NOAH akhir Juni lalu mengguncang Solo. Bukan hanya penampilan group kelas atas itu yang membuat penontonnya histeris, tapi lokasi konsernya juga spektakuler.

Selain penonton nyaman menikmati konser di concert hall yang berkelas, juga dibuat terpana dengan ornamen-ornamen raksasa yang sangat artistik. Proses pembuatan gula tergambar jelas dari ornamen yang mengelilingi ruang konser. Memang, konser diadakan di sebuah lokasi yang dua abad lalu dibangun sebagai pabrik gula.
Sebelum renovasi
Siap menggelar konser berskala internasional

Ketika kegiatan pabrik terhenti, bangunan terlantar selama dua puluh tahun. Dan kini, si mantan pabrik gula sudah berubah menjadi concert hall keren, museum, kafe dan destinasi wisata yang spektakuler!  

Geliat Kota Solo
Saat memasuki kota Solo di Jawa tengah, entah kenapa aura yang ditimbulkan selalu saja  lebih hening, khusyuk dan syahdu, berbeda dengan Jogjakarta yang lebih terasa festive. Bisa jadi karena perjalanan sejarah kota Solo atau Surakarta, yang jadi penyebab aura kota ini seperti itu.

Dulu dan sekarang

Sebagai pusat budaya Jawa, dimana keraton  Kasunanan merupakan pusat kerajaan di Jawa Tengah yang diperintah oleh Sunan Pakubuwono, kemudian menjadi cikal bakal lahirnya empat pemerintahan di Jawa, yaitu Pakubuwono (Kasunanan Surakarta), Hamengku Buwono (Kasultanan Jogjakarta), Mangku Negara (Keraton Mangkunegaran) dan Paku Alam (Keraton Paku Alaman). Solo memang banyak menyimpan cerita sejarah yang menakjubkan, mengharukan juga penuh misteri dan mistis. Kota yang tampak hening dan tenang seperti kebanyakan karakter manusianya, namun di tanahnya menyimpan begitu banyak cerita bersejarah yang menakjubkan.
Penulis di Stasiun Gilingan. Museum super keren,

Di masa kini kota Solo bagai menggeliat bangun dari meditasi panjangnya. Event-event menarik seperti Batik Karnaval, pasar-pasar malam, boutique-boutique Batik,  café-café cantik dan hotel-hotel berbintang, mulai bertebaran mengundang tetamu dari peloksok kota dan negara tetangga  untuk mampir bertandang.

Hikayat Pabrik Gula

Di tahun 1861, Mangkunegara IV  membangun pabrik gula Tjolomadoe (Colomadu) yang artinya gunung madu di Surakarta. Di tahun 1862, pabrik gula Tjolomadoe mulai berproduksi.
Suasana pabrik masih terasa

Di era itu pabrik gula Colomadu memiliki arti sangat penting bagi perkembangan produksi gula di Jawa. Hasilnya telah di ekspor ke Bandanaira, Singapura bahkan Belanda dan Eropa. Di masanya, pabrik gula ini diakui sebagai pabrik gula sangat modern di Asia Tenggara 
Karenanya pabrik gula Colomadu kemudian menjadi destinasi menarik dan penting  bagi mereka yang datang dari luar Jawa.

Namun, selama lebih dari 20 tahun belakangan, pabrik gula ini terbengkalai tak beroperasi lagi. Menjadi bangunan tua, kumuh dan menyeramkan. Masa  keemasannya pun pupus tergerus zaman.
Bekas mesin gula yang jadi ornamen artistik
Pohon tua yang tetap dipertahankan

Presiden Jokowi yang asli Solo, memiliki ide dan segera  mewujudkannya. Di tahun 2017 perusahaan BUMN seperti  PT PP (Persero) Tbk. PT PP Properti Tbk, PT Taman Wisata Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko, dan PT Jasa Marga Properti,  membentuk Joint Venture dengan nama PT. Sinergy Colomadu untuk melaksanakan konstruksi revitalisasi dengan kaidah cagar budaya.

Dan di tahun 2017, pabrik gula Colomadu yang kini dinamakan De Tjolomadoe, seperti terlahir lagi, dalam wujud barunya. Menjadi bangunan heritage yang  berdiri megah dan  memesona.

De Tjolomadoe kini menjadi  museum dan pusat kebudayaan, dengan venue-venue  yang namanya tetap sesuai dengan nama dan lokasi asli dimasanya.
Seperti Stasiun Gilingan yang difungsikan sebagai Museum Pabrik Gula, Setasiun Ketelan  sebagai areal F&B, Setasiun Penguapan sebagai area Arcade, Setasiun Karbonatasi sebagai area Art & Craft,   juga Besali Café yang tetap menghadirkan beberapa mesin pengolahan original  hadir ditempat semulanya sebagai  elemen interiornya.

Bangunan bersejarah ini juga menghadirkan Tjolomadoe Hall yang merupakan concert Hall yang mampu menampung 3000 penonton dan Sarkara Hall sebagai multi function Hall.

Diawali oleh David Foster

Pada 2017 Konser David Foster & Friends tampil saat pembukaan museum dan gedung serba guna ini. Dan di 29 Juni 2018  lalu, NOAH sebagai grup band besar negeri ini, juga mendapat kehormatan tampil menghibur masyarakat Jawa Tengah di gedung baru yang spetakuler ini.
Penonton nyaman menikmati konser di bekas pabrik gula

Kini setelah direstorasi dengan penuh ketelitian, kompleks bekas pabrik gula ini tampil menjadi begitu vibrant, mengkilap, modern dan bersih. Keangkeran dan kekumuhan bangunan ini sirna, menjelma menjadi bangunan baru nan modern dan artistik. Uniknya, tetap mengacu pada bentuk dan lokasi original pabrik gula. Bahkan sebuah pohon tua yang dulunya tampak  begitu menyeramkan,  mencengkram erat salah satu dinding bangunan yang keropos,  masih tetap dilestarikan. Kini sang pohon angker menjadi tampak cantik artistik memeluk dinding, seakan menyapa ramah siapa pun yang berkunjung.

Bagaikan sculpture karya para maestro seni  dunia, mesin-mesin raksasa buatan Jerman yang dulu pernah bekerja keras mengolah tebu hingga menjadi gunungan gula, tetap dipertahankan. Dan  kini berdiri anggun masih  di lokasinya semula. Seolah  menatap para pengunjung yang datang dari generasi terkini dan siap bercerita  tentang perjalanan panjang  yang telah mereka lalui selama 2 abad lebih.

Ambiance museum ini sangat mengingatkan pada suasana art galleries modern yang banyak bertebaran di New York ataupun Eropa.

Sekadar menikmati foto-foto lawas saat pabrik ini masih kumuh, rongsok dan menyeramkan, yang akhirnya kini direstorasi dan bermetamorfosa menjadi bentuk dan fungsinya yang sekarang, itu  saja sudah menjadi pengalaman batin yang sangat mengasyikan. Sayangnya foto-foto dokumentasi di masa keemasan sang pabrik, tidak banyak yang tersisa.
Nikmatnya, menyeruput kopi di kafe Besali.
Keluar dari kompleks pabrik gula ini, kita juga bisa melihat bangunan-bangunan rumah tinggal di sekitarnya dengan arstitektur lama era 1920 an yang sebenarnya sangat cantik. Sayangnya, sebagian besar tampak terbengkalai. Alangkah lebih baik lagi jika seluruh bangunan rumah-rumah  berarsitektur lama ini juga ikut  direvitalisasi dan dijadikan bangunan heritage, yang akan memperkaya keindahan dan keunikan kota Solo, khususnya di daerah Karanganyar dan sekitarnya.

Jika Anda dan keluarga berwisata di candi di Prambanan, Borobudur ataupun Ratu Boko juga Keraton dan sekitarnya, jadikan De Tjolomadoe ini sebagai destinasi selanjutnya. Tempat melepas lelah di kafe-kafenya yang  nyaman sembari melanjutkan imajinasi kita akan perjalanan sejarah negeri yang begitu spektakuer.

Oleh: Shinta.D Hamid- Sanchabakhtiar
Foto: Dok pribadi & istimewa


Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *