HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Terkenal Sukses Kaya Raya dan Punya Keluarga Bahagia, Kok Depresi?


Dunia gempar dengan berita meninggalnya desainer kondang Kate Spade pada Selasa, 5 Juni 2018 lalu. Meninggalnya desainer yang salah satu karyanya berupa tas wanita yang modis, elegan namun dibandrol dengan harga terjangkau ini, sangat menyedihkan, karena tidak wajar. Pemilik  brand Kate Spade New York ini ditemukan gantung diri di apartemen mewahnya di kawasan Manhattan, New York, Amerika Serikat. Yang membuat miris, wanita yang punya nama lengkap Katherine Noel Brosnahan gantung diri menggunakan syal warna merah hasil karyanya sendiri.
Disinyalir Kate Spade bunuh diri karena menderita depresi. Kakak Kate Spade, Reta Brosnahan Saffo di sejumlah media menyebutkan Kate sudah lama menderita depresi. Ia pernah mengajak adiknya untuk mencari bantuan ahli jiwa. Namun, demikian menurut Reta, pada detik terakhir menjelang berangkat Kate membatalkan. Sebagai desainer yang dikenal dengan karyanya yang penuh warna, menggambarkan anatusiasme dan happy go lucky, Kate Spade kebebanan dengan image yang disandangnya. Selama ini ia  juga dikenal sebagai wanita dengan kepribadian yang riang, memiliki selera humor tinggi dan memiliki keluarga yang bahagia. Kate dan suaminya Andy Spade sudah menikah selama 24 tahun dan dikenal sebagai pasangan bahagia dengan anak seorang gadis remaja.
Secara kasat mata Kate Spade adalah manusia yang sudah memiliki segalanya, kecantikan, kesuksesan, kekayaan dan keluarga bahagia. Kok  bisa ia menderita depresi berat sampai memutuskan untuk bunuh diri?

Semua bisa mengalami
Kondisi mental berupa perubahan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih, hampa, tidak bahagia dan merasa putus asa, bisa dialami setiap orang. Bila kondisi itu berlangsung hanya sesaat akibat kehilangan sesuatu yang amat berharga dalam hidup, masih dianggap wajar atau depresi ringan. Misalnya sekitar satu atau dua minggu, dan setelah itu perasaan kembali seperti biasa.
Namun, bila  berlangsung dalam episode yang lama, beberapa minggu sampai hitungan bulan, apalagi bila disertai dengan perubahan nafsu makan (menjadi kehilangan nafsu makan atau sebaliknya tidak bisa mengontrol keinginan untuk makan), perubahan pola tidur (menjadi sulit tidur atau malah gampang sekali mengantuk), kehilangan semangat untuk beraktivitas, tidak bisa konsentasi, menarik diri dari kehidupan sosial, perasaan bersalah dan berulang-ulang berpikir mengenai bunuh diri, maka kondisi ini sudah disebut dengan depresi berat.
Mereka yang bisa mengalami depresi bukan saja yang tertekan secara ekonomi, misalnya bangkrut, banyak utang dan tidak memiliki pekerjaan padahal memiliki keluarga yang harus dibiayai kehidupannya. Tapi mereka yang kaya raya, beken, sukses bergelimang harta dan punya keluarga pun bisa mengalami.
Seperti yang dialami oleh Kate Spade juga beberapa seleberiti Hollywood yang meninggal dengan cara bunuh diri. Tekanan kesuksesan, dan kelelahan menjaga citra diri serta tuntutan untuk selalu berada di puncak kesuksesan adalah pemicu mereka mengalami depresi. Umumnya mereka lari ke minuman keras atau narkoba. Tapi yang sudah tidak tahan lagi, tapi gengsi untuk mengakui kondisinya apalagi mencari bantuan ahli, berakibat pada keputusan mengakhiri hidup dengan cara yang amat tragis.

Wanita lebih gampang depresi
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa wanita lebih gampang dan lebih banyak mengalami depresi ketimbang pria.
Tingginya depresi pada wanita berhubungan dengan perubahan kadar hormon yang terjadi sepanjang kehidupan wanita. Pubertas, menstruasi, kehamilan dan menopause. Dan masalah hormon setelah melahirkan juga memicu depresi pada wanita. Seorang wanita bersikap aneh setelah melahirkan, misalnya gampang menangis, gampang marah, merasa bosan dan selalu mengeluh badannya letih, adalah ciri mengalami baby blues.
Baby blues adalah kondisi gangguan mood yang dialami seorang wanita setelah melahirkan. Baby blues adalah bentuk yang ringan dari depresi.Hal ini terjadi karena hormon-hormon kehamilan menurun drastis, lalu diganti dengan produksi hormon-hormon menyusui.  Perubahan hormonal dalam tubuh ini bisa menimbulkan efek kurang nyaman sehingga memicu perasaan-perasaan negatif seperti  di atas.

Bagaimana bila mengalami?
Saran ahli mengenai depresi yang pertama adalah menyadari diri sedang mengalami depresi. Dengan menyadari kondisi sudah langkah positif bagi penderita depresi. Untuk selanjutnya, segera minta pertolongan seorang dokter jiwa atau kalau belum siap mengunjungi seorang psikiater bisa menemui seseorang yang dianggap bisa memberi saran positif.
Yang sangat dianjurkan adalah mengeluarkan semua tekanan yang dirasakan selama ini. Curhat kepada teman yang bisa dipercaya atau menulis di buku harian adalah langkah awal untuk mengurangi tekanan.
Keluarlah dari lingkungan yang menekan dan membuat sedih. Usahakan untuk pergi ke tempat yang menyenangkan dan menenangkan, misalnya liburan ke luar kota, ke gunung ataupun pantai. Nikmati udara segar. Lakukan meditasi untuk meringankan dan menenangkan pikiran.
Pikirkan hal-hal yang menarik minat dan membuat Anda bahagia. Rasa syukur pada apa yang sudah Anda peroleh dalam hidup akan sangat mengurangi tekanan dalam batin.
Melakukan kegiatan sosial, misalnya mengunjungi pantai asuhan, ke panti jompo, ke rumah sakit kanker untuk anak-anak dan wanita. Dengan mengunjungi mereka maka akan timbul rasa bersyukur dalam diri Anda. Apalagi bila Anda bisa membantu meringankan beban mereka dengan membantu sesuai kemampuan Anda, rasa bahagia akan mengalir dalam hati Anda dan depresi pun akan pergi.  

MH-H1
Foto: Pixabay


Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *