HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

ORANGTUA BERCERAI, ANAKNYA KEMUNGKINAN BESAR JUGA BERCERAI?

 

CURHAT: Saya wanita (26) seorang karyawati perusahaan swasta. Saat ini sedang sibuk menyiapkan pernikahan dengan kekasih.  Rencananya kami akan menikah awal tahun depan.

Kami memang tidak akan menyelenggarakan pesta, hanya akad nikah dengan dihadiri keluarga inti dan syukuran kecil. Namun ternyata cukup repot juga. Masalahnya, calon suami saya ingin kedua orang ruanya hadir. Padahal orangtuanya tinggal di luar kota; ayahnya tinggal di Banjarmasin, sedang ibunya tinggal di Malaysia.

Ayah ibunya sudah bercerai sejak ia masih kecil. Sejak orangtuanya bercerai ia tinggal dengan kakek neneknya. Namun hubungan calon suami dengan kedua orangtuanya cukup baik. Dia sering berkomunikasi dengan ayah juga ibunya melalui VC.

Dalam kondisi pandemi seperti ini, tampaknya akan sulit untuk berharap kedua orangtua calon suami saya bisa hadir dalam pernikahan kami. Tapi dia memang berharap sekali bisa berkumpul dengan kedua orangtuanya di momen bahagia kami.

Saat calon suami saya sibuk mengurus kehadiran kedua orangtuanya, kadang dia mengeluh dan menyesali mengapa kedua orangtuanya bercerai. Dia anak tunggal dari kedua orangtuanya, dan merasa tidak mendapatkan kasih sayang dari mereka.

Saya sering kasihan kalau melihat calon suami sedang sedih, saat dia merasa tidak mendapat perhatian dari kedua orangtuanya. Dan kadang dia bersumpah untuk tidak akan pernah bercerai, apa pun yang terjadi. Karena dia merasakan bagaimana menderitanya dia ditinggalkan kedua orang tua dan dititipkan pada nenek kakeknya yang usianya sangat jauh darinya.

Saya selalu mencoba menyabarkan dan membesarkan hatinya, bahwa bagaimana pun kedua orangtuanya masih bisa berkomunikasi dengan dia. Karena banyak orangtua yang bercerai sudah putus hubungan dengan anaknya.

Kalau calon suami sering menyesali perceraian orangtuanya, saya kadang malah khawatir apa yang dialami orangtuanya juga akan menimpa kami. Karena saya pernah membaca, saya tidak ingat dimana,  bahwa ada penelitian yang menyebutkan anak yang orangtuanya bercerai kemungkinan besar juga akan bercerai.

Benarkah begitu?

Meskipun calon suami saya sangat mengutuk perceraian, tapi kadang muncul keraguan saya. Kebetulan keluarga saya utuh dan ayah ibu saya pasangan ideal, menurut saya, karena mereka berdua meski sudah tua tapi masih sering bepergian berdua dan tampak bahagia.

Apa yang harus saya lakukan untuk menghindari pemikiran yang negatif ini? Karena kadang sangat mengganggu.

Pernah saat sedang bertengkar dengan calon suami, saya ingin berpisah saja. Menurut saya, lebih baik berpisah saat belum menikah dan belum punya anak, daripada bercerai, yang nyata-nyata akan membuat anak menderita seumur hidup.

Mohon saran.  Terimakasih banyak.

Shinta - Solo

SARAN: Perceraian, apa pun alasannya, berdampak secara psikologis pada anak. Meskipun kedua orangtua tetap berusaha memberi perhatian kepada sang anak, namun tetap saja ada hal-hal yang dirasa kurang oleh si anak.

Contohnya calon suami Anda. Meskipun ia mendapat kasih sayang penuh dari kakek neneknya, juga tetap berkomunikasi dengan kedua orangtua kandungnya, tapi ia tetap merasa kurang. Ada ruang kosong di batinnya yang dia sendiri tidak paham itu apa. Yang pasti perasaan tidak nyaman dan kadang seperti rasa sepi yang dalam.

Dan rasa itu biasanya muncul di momen-momen penting dalam hidupnya, seperti: ulang tahun, Hari Raya, kenaikan kelas, kelulusan wisuda dan pernikahan. Pada momen itu kehadiran orangtua atau orang-orang yang kita sayangi, memang sangat penting. Sebagai bentuk keinginan untuk berbagi rasa bahagia.  

Nah, tampaknya hal itu yang sedang dialami oleh calon suami Anda. Dia ingin sekali kedua orangtuanya hadir dalam momen bahagianya. Tapi karena ada hambatan, ia pun mulai mengeluarkan tekanan yang selama ini mungkin ia tutupi: rasa sedihnya pada perceraian kedua orangtuanya.

Apa yang sudah Anda lakukan kepada calon suami sudah benar, dengan menyabarkan dan menyadarkan dia bahwa kondisi memang sedang tidak normal. Namun, tampaknya calon suami Anda perlu dukungan moral yang lebih. Saran kami, coba sering-sering ajak calon suami datang ke rumah dan ngobrol dengan kedua orangtua Anda. Diharapkan dengan berbincang dengan kedua orangtua Anda, dia merasa ‘didampingi’ oleh orangtuanya.

Mengenai kekhawatiran Anda tentang anak dari orangtua bercerai kemungkinan akan bercerai juga, memang ada benarnya.

Betul pernah ada penelitian tentang hal ini, yang dilakukan oleh Psychological  Science. Penelitian menemukan bahwa anak-anak dari orangtua bercerai memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan perceraian, dibandingkan mereka yang orangtuanya tidak bercerai.

Hal tersebut ternyata lebih berhubungan dengan genetik. Hasil penelitian ini memang sangat mengejutkan. Ternyata perceraian bisa bersifat seperti penyakit, menurun dari orangtua kepada anaknya. Karena anak-anak melihat dan belajar dari prilaku orangtuanya.

Seperti dilansir dari Woman’s Health, banyak bukti ilmiah yang menunjukkan, anak-anak yang besar dari orangtua bercerai akan berkontribusi pada kemungkinan anak itu sendiri akan bercerai.

Selain itu, masih ada faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi seseorang dalam hidupnya, yakni faktor kepribadian yang juga dihubungkan dengan genetik. Misalnya,  impulsif dan kestabilan emosi. Seseorang dengan kepribadian tersebut cenderung lebih sulit untuk bertahan dalam sebuah hubungan.

Namun Anda tak perlu terlalu cemas, karena hasil penelitian itu tidak mutlak. Artinya, tidak semua anak dari keluarga bercerai pasti juga akan bercerai. Hanya saja berisiko lebih tinggi. Seperti juga bila  orangtua Anda menderita diabetes, maka Anda kemungkinan besar  juga akan kena diabetes.

Nah, bila sudah tahu berisiko tinggi, jalan terbaik adalah berusaha mencegah. Bila Anda tahu berisiko diabetes, sebaiknya Anda mulai menjalani hidup sehat yang mencegah kemungkinan terserang diabetes.

Begitu juga dalam rumah tangga. Suami Anda memiliki risiko tinggi untuk melakukan perceraian, maka sebaiknya dicegah sejak dini. Upayakan untuk melakukan konseling prapernikahan. Sehingga ada bekal bagi Anda berdua dalam menghadapi badai pernikahan yang mungkin muncul.

Calon suami Anda yang sudah merasa menderita dengan perceraian orangtuanya, . tampaknya juga sudah bertekad pada dirinya sendiri untuk tidak mengambil sikap seperti kedua orangtuanya. Hal itu bisa menjadi benteng yang cukup kokoh dalam pernikahan Anda.***

Foto: Unsplash/Kelly Sikkema

#orangtuabercerai

#akibatorangtuabercerai

#efekperceraianpadaanak

#akibatperceraian

#dampakperceraian

#perceraian

*CURHAT ke email:majalahwanita8@gmail.com

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *