HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Dikhianati Teman Sekantor


Pengkhianat ada di mana-mana, juga di kantor. Yang mengerikan, di depan kita dia bersikap baik bahkan berkesan menunduk, di belakang kita dia tega menusuk. Salah satunya seperti kasus ini.Sudah beberapa hari begadang akhirnya munculah ide untuk acara peluncuran produk baru di kantor. Begitu sampai kantor Anda dengan gegap gempita cerita ke teman di kantor tentang ide brilian itu. Lengkap dengan kisah bahwa perlu selusin cangkir cappuccino dan puluhan jam begadang untuk bisa melahirkan ide itu. Teman pun memberi selamat dan ikut senang.

Tapi, ketika meeting dengan BOD,  Anda seperti mau pingsan. Belum sempat Anda bicara tentang ide tersebut di meeting, dengan gembira BOD mengumumkan bahwa sudah ada ide keren untuk acara minggu depan. Dan ide itu datang dari...teman Anda!  Yang menyakitkan, idenya persisss dengan milik Anda, yang baru tadi pagi Anda ceritakan ke teman itu. Dengan mata penuh keheranan dan tanda tanya besar Anda pandang teman tersebut. Dia pura-pura sibuk dengan gadgetnya. Dan yang sangat menyakitkan: pimpinan memberi apresiasi tinggi kepada teman Anda yang sudah jelas-jelas mencuri ide Anda. Sama sekali  tidak ada peluang untuk menjelaskan bahwa itu adalah ide Anda, dan diakui oleh teman Anda. Karena begitu selesai bicara soal ide itu, pimpinan langsung ke luar ruangan. Tinggallah Anda pengennya teriak, tapi hanya bisa terdiam.

Iklaskan atau pertahankan?
Enak banget diiklaskan! Betul. Memang sebaiknya dipertahankan. Tapi, untuk menyanggah secara frontal di saat meeting juga tidak mungkin, kan? Bisa jadi Anda malah dituduh yang mengaku-ngaku oleh pimpinan, karena terbukti teman itu yang sudah menyampaikan ide itu duluan. Jadi, harus pakai trik agar Anda tetap bisa menyampaikan kekecewaan Anda dengan cara elegan.
Pertama yang harus Anda lakukan saat menghadapi masalah yang amat sangat mengecewakan itu adalah menarik napas panjang. Pejamkan mata lalu tarik napas panjang beberapa kali. Hal ini akan membuat emosi marah Anda akan berkurang. Dada Anda yang semula sesak akan terasa lebih lega.
Lalu usahakan minta waktu untuk bicara empat mata dengan teman sang penghianat itu. Tunggu, jangan ajak bicara di saat emosi marah Anda sedang memuncak ya.. Karena Anda akan kalah. Ingat, dia sedang berada di atas angin, karena pimpinan sudah memberi apreasi kepada dia. Seluruh kantor sedang memberi nilai positif kepada dia. Jadi, kalau Anda tib-tiba labrak dia, sama saja Anda menghancurkan reputasi Anda sendiri.
Begitu emosi Anda sudah stabil, ajak dia bicara. Kalau dia mengelak? Tanyakan lewat medsos (tentu saja DM ya). Tanya kenapa dia tega berkhianat seperti itu? Lalu katakan bahwa Anda sangat kecewa dan mulai saat ini tidak akan pernah mempercayai dia sama sekali.

Balas dendam?
Pastinya pengen begitu. Tapi, tentu perlu waktu untuk memikirkan balas dendam macam apa yang pas. Rasanya, daripada sibuk memikirkan balas dendam, lebih baik Anda pacu produktivitas kerja Anda. Jangan biarkan pimpinan menganggap Anda tidak kreatif. Tunjukkan kepada pimpinan bahwa Anda bisa diandalkan. Bersikaplah profesional. Tetap anggap teman itu sebagai teman kerja, bukan teman bicara. Jadi, bicara kalau perlu secara profesional, selebihnya anggap dia gak ada. Dengan sikap ini, sudah bisa membuat dia blingsatan. Dia akan lebih berhati-hati bersikap kepada Anda.
Soal balas dendam, Anda tidak perlu repot. Percayalah alam semesta ahlinya. Suatu saat sang penghianat pasti akan kena batunya. Dan Anda akan terpengarah, ternyata balasannya jauh lebih mak jleb dibanding kalau Anda sendiri yang membalas.

Simpan dulu atau segera publikasikan?
Punya sesuatu yang istimewa selalu bikin orang ingin segera pamerkan. Begitu juga kalau ada ide keren yang muncul di kepala.
Belajar dari pengalaman pernah ditelikung teman sendiri, sebaiknya ide bagus disimpan dulu. Sampaikan di forum yang tepat yakni saat meeting dengan pimpinan atau teman se divisi. Atau, kalau meetingnya masih lama dan sudah nggak sabar untuk menyampaikan ide, sampaikan di depan beberapa teman yang masuk dalam tim kerja. Jadi kemungkinan ide untuk diakui orang lain sangat kecil kemungkinannya. Dan dalam kenyataan, sebagus apa pun ide tidak ada artinya bila tidak bisa dieksekusi dengan tepat. Pemilik ide yang sesungguhnya adalah orang yang paling tepat mengeksekusi, karena ide tersebut dia dapat lewat pemikiran bukan sekadar nyontek untuk mengambil keuntungan sesaat. (MH-C1) Foto: Istimewa

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *