HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

TENNY HASYANTI Bundanya Batik Sukabumi, Remaja Putus Sekolah & Disabilitas

Sejak remaja sudah sangat aktif & kreatif. Prestasinya seabreg.

Dari tangannya ‘lahir’ Batik Khas Sukabumi. Kini Tenny aktif sebagai desainer batik  dan usaha pembuatan seragam serta melakoni beragam kegiatan sosial.

Yang unik, dalam usahanya ia lebih memilih pekerja para remaja putus sekolah, mantan TKI dan disabilitas.

Bagaimana ia bisa bertahan aktif, kreatif dan penuh inspiratif sejak remaja hingga memiliki anak-anak yang sudah dewasa?

Ikuti obrolan akrab dan hangat Tenny dengan majalahwanita.com berikut ini.

Seabreg Prestasi

Memperagakan cara nyanting kepada Miss Universe 2013 Maria Gabriella saat berkunjung ke Indonesia.

Cinta Tenny pada dunia seni memang sudah tumbuh sejak kecil.

“Ketika remaja beragam lomba menggambar saya ikuti. Dan berhasil menjadi pemenang mulai dari tingkat Kabupaten Jawa Barat hingga Nasional,” jelasnya mengenang masa remajanya yang penuh keceriaan dan kreativitas.

Tak hanya aktif mengikuti lomba menggambar, wanita kelahiran 8 April 1970 ini juga rajin mengisi masa remajanya dengan beragam kegiatan seru.. Salah satunya ia pernah mengikuti ajang super bergengsi yakni Pemilihan Putri Remaja Majalah GADIS, dan Tenny berhasil masuk dalam 20 besar.

Dan kemampuannya mendesain perhiasan pun pernah ia buktikan. “Saya bangga sekali ketika berhasil menjadi pemenang pada Lomba Desain Aksesoris yang diadakan Feminagroup,” ungkapnya bernostalgia.

Prestasi wanita mungil yang energik ini makin bersinar ketika ia aktif mengangkat Batik Khas Sukabumi. Menkop Syarief Hasan memberi penghargaan sebagai Pelopor Batik Khas Sukabumi pada tahun 2012.

Dua tahun kemudian, ibu dua orang putri ini meraih penghargaan PIN (Perempuan Inspiratif NOVA) pada tahun 2014 kategori Perempuan Wirausaha.

Prestasi kembali diraih Tenny berupa penghargaan dari Global Village Dubai tahun 2016 untuk Batik Sukabumi by Tenny.

Bunda Remaja Putus Sekolah & Disabilitas

Batik Tulis Sukabumi motif Pisang Kole & Selabintana diperagakan model Bandung.

Kecintaan Tenny pada dunia seni mengantarkannya menjadi wanita pengusaha yang sukses.

Ia mengaku tidak sengaja menjadi pengusaha. “Awalnya saya memulai karier sebagai desainer perhiasan berlian dan emas di Jakarta. Tapi saat krisis moneter, berhenti bekerja, kembali ke Sukabumi dan memulai buka usaha.”

Mulai merintis usaha dengan membuat ucapan terimakasih untuk pernikahan dan pernak perrnik hotel hingga akhirnya mulai membuat batik tulis dan cap pada tahun 2008.

“Dan saya melibatkan pekerja para remaja putus sekoilah, ibu-ibu mantan TKI dan para disabilitas,” ungkap Tenny yang lebih dikenal dengan sebutan Bunda di lingkungannya.

Bunda Tenny sudah bisa berbangga, karena mereka yang ia pekerjakan akhirnya bisa mandiri. Anak-anak putus sekolah bisa mendapat ijazah paket, anak yang tuna rungu sudah berkeluarga dan memiliki anak yang sehat-sehat dan ibu-ibu mantan TKI sudah bisa mandiri.

‘Melahirkan’ Batik Sukabumi

Batik Tulis Khas Sukabumi motif Wijayakusuma & Sedap Malam seri Selabintana.
Batik mungkin salah satu outfit pilihan Anda saat hadiri acara tertentu. Selama ini kita kenal Batik Solo, Batik Bali, Batik Yogyakara, Batik Cirebon, Batik Betawi juga Batik Madura, dengan masing-masing ciri khas motif indahnya. Ternyata ada juga Batik Khas Sukabumi, lho.

Dan Tenny adalah pelopor atau yang ‘melahirkan’ Batik Khas Sukabumi tersebut.

“Karena setahu saya dalam sejarah kota atau kabupaten Sukabumi belum ada yang membuat batik,” jelas Tenny, yang secara resmi launching Batik Sukabumi pada  Sukabumi Economic Expo 2008.

Lebih lanjut Tenny menjelaskan. Ciri khas Batik Sukabumi adalah motif alam yang ada di Sukabumi.  Seperti motif kipahare atau paku jajar, sejenis pohon pakis. Motif pisang kole, motif buah pala, motif penyu ujung genteng, motif pelabuhan ratu, motif ikan layur dan motif Selabintana.

”Jadi alam adalah sumber inspirasi motif Batik Khas Sukabumi,”tandas Tenny.

Semangat dan ketekunananya memperkenalkan Batik Khas Sukabumi membuahkan penghargaan pada tahun 2012 dari Menkop pada masa itu, yakni Bpk. Syarief Hasan sebagai Pelopor Batik Khas Sukabumi.

Bangkit usai badai pandemi

Berbahagia bersama suami mendampingi dua putri tercinta wisuda.
Pandemi yang melanda sudah pasti berdampak pada hampir semua pelaku usaha. Tenny juga mengalami.

Istri tercinta dari Evo Ahmad Ganef dan Bunda terkasih dari drg. Cindynissa Tamara dan Shafanissa Ganefiani, S. Tr. Sn, juga Ninda (nenek) tersayangnya Chiquita Amara Swarga ini, merasakan sekali efeknya.

“Kita gak bisa jualan di mall dan pameran. Pelanggan seragam juga jadi pending karena tidak ada anggaran,” ungkapnya.

Namun bisnis Tenny yang didukung penuh oleh keluarga, berhasil bertahan dari hempasan pandemi. Konveksi berubah menjadi menerima pesanan APD.

“Kebetulan si bungsu Shafa membuat busana bergaya simpel dan dijual di sosmed dan pasar online. Alhamdulillah jalan. Dan bisnis kami sudah mulai normal lagi sejak awal tahun ini,” ungkapnya bersyukur.

Kunci sukses menurut wanita periang yang aktif melakoni kegiatan sosial, antara lain dengan mengadakan pelatihan-pelatinan ketrampilan gratis, “Lakukan pekerjaan dengan senang hati dan terus bertahan meski badai menyerang Bila rasa bosan datang, cari ide-ide kratif yang lain lagi,” pesan Tenny, yang merasa berbahagia bila bisa memberikan manfaat untuk orang lain.*** MH

Foto-foto: Dok pribadi

#sosokinspiratif

#wanitaaktifinspiraatif

#wanitapengusaha

#peloporbatiksukabumi

#batikkhasukabumi

#bundatennyhasyanti

#bundatenny

#tennyhasyanti

#tennysukabumi

#sukabumi

#batik

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *